Selasa, 07 Oktober 2025

 

Tiga Hal yang Tak Diberi Keringanan oleh Allah — Pesan Hikmah dari Imam Muhammad al-Baqir as

Dalam samudra ilmu dan kebijaksanaan para Ahlul Bait, terdapat mutiara nasihat yang abadi dari Imam Muhammad al-Baqir as, seorang tokoh besar dalam sejarah Islam yang dikenal dengan kedalaman ilmunya dan ketajaman pemahamannya terhadap hakikat kehidupan.
Beliau berkata:

“Ada tiga hal yang Allah Yang Maha Mulia dan Maha Agung tidak memberikan keringanan kepada siapa pun untuk meninggalkannya:

  1. Menunaikan amanah, baik kepada orang shaleh maupun orang fasik.

  2. Menepati janji dan perjanjian, baik kepada orang shaleh maupun orang fasik.

  3. Berbuat baik kepada kedua orang tua, baik mereka orang shaleh maupun fasik.”

1. Menunaikan Amanah: Fondasi Kepercayaan dan Integritas

Amanah adalah cermin keimanan. Ia bukan sekadar titipan harta atau rahasia, tetapi juga mencakup tanggung jawab moral dan sosial. Dalam pandangan Imam al-Baqir, amanah tidak mengenal batas moral penerimanya. Artinya, jika seseorang mempercayakan sesuatu kepada kita—entah dia orang saleh atau fasik—kewajiban kita adalah tetap menjaganya.

Inilah bentuk tertinggi dari integritas: melakukan yang benar, bukan karena siapa yang terlibat, tapi karena Allah menyuruhnya.
Sebagaimana firman Allah:

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya.”
(QS. An-Nisa: 58)

2. Menepati Janji: Cerminan Kejujuran dan Keteguhan Iman

Janji adalah ikatan suci yang tidak boleh dikhianati. Imam al-Baqir mengingatkan bahwa kejujuran tidak boleh bersyarat pada siapa yang kita hadapi. Bahkan jika janji itu dibuat dengan orang yang fasik, seorang mukmin tetap wajib menepatinya.

Sebab di sisi Allah, kejujuran adalah nilai yang berdiri sendiri, bukan ditentukan oleh siapa lawan bicara kita.
Rasulullah ﷺ bersabda:

“Tidak ada iman bagi orang yang tidak menepati janji.”
(HR. Ahmad)

Menepati janji adalah tanda dari jiwa yang istiqamah—jiwa yang tidak tergoyahkan oleh hawa nafsu atau kepentingan sesaat.

3. Berbuat Baik kepada Kedua Orang Tua: Tanpa Syarat dan Tanpa Alasan

Hal ketiga yang ditekankan Imam al-Baqir adalah berbuat baik kepada kedua orang tua, baik mereka orang saleh maupun fasik. Ini adalah ajaran yang sarat makna. Sebab kebaikan kepada orang tua bukanlah penghargaan atas perilaku mereka, melainkan pengakuan atas jasa dan keberadaan mereka sebagai sebab kehidupan kita.

Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:

“Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya...”
(QS. Al-Ankabut: 8)

Berbakti kepada orang tua adalah latihan spiritual tertinggi dalam menundukkan ego dan melatih hati untuk tulus tanpa pamrih. Bahkan jika orang tua berbuat salah, seorang anak tetap wajib berbuat baik, selama tidak diminta melakukan kemaksiatan.

Nasihat Imam Muhammad al-Baqir ini menggambarkan tiga prinsip agung kehidupan beretika dalam Islam: kejujuran (amanah), komitmen (janji), dan kasih sayang (bakti).

Ketiganya membentuk fondasi masyarakat yang adil, harmonis, dan beradab.

Tidak ada keringanan dari Allah dalam tiga hal ini karena ia adalah pilar moral universal—baik dalam hubungan dengan Allah, sesama manusia, maupun keluarga.
Menjalankannya bukan hanya tanda ketaatan, tapi juga jalan menuju kedamaian batin dan keberkahan hidup.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar