Sabtu, 20 Juni 2020

Mengantisipasi Masa Depan

Masa Depan Tidak Bisa Diprediksi?
Sejak pandemi mengemuka ke seluruh penjuru negeri saya jadi bertanya pada diri sendiri : apakah masa depan bisa diprediksi? Terus bila bisa diprediksi mengapa negara sebesar Paman Sam (USA) pun kewalahan menghadapi covid 19. 

Padahal secara teknologi maupun kemajuan d bidang kesehatan negara tersebut bisa dibilang lebih unggul dibanding negara lain.
Saya jadi teringat pada era zaman nabi yusuf ketika itu pemerintahannya terkena krisis akibat kemarau panjang.

Namun berkat cara menteri perbendaharaan mereka yakni seorang yang bernama Yusuf akhirnya bisa lepas dari krisis yang berlangsung selama 7 tahun.
Cara yang dilakukan oleh nabi yusuf adalah menyiapkan cadangan persediaan pangan pada saat mereka surplus hingga masa krisis masuk rakyat bisa di subsidi dan terhindar dari bencana kelaparan secara massal.

Dari cerita di atas kita dapat menganalisa bahwa peran seorang pemimpin yang bijak dan adil serta memiliki integrity yang kuat akan menyelamatkan negaranya.

Dalam bidang kajian Sumber Daya Manusia, integrity merupakan unsur paling penting terhadap keberlangsungan organisasi, baik pemerintahan maupun organisasi swasta.

Integrity adalah jantung dan urat nadi dalam suatu organisasi, sehingga apabila ini hilang maka dampak negatif yang dihasilkan akan merugikan semua pihak.

Salam


ASR Consulting 


Kamis, 18 Juni 2020

Kolaborasi Masyarakat

Kita hidup di zaman saling terhubung, dimana satu dengan lainnya saling membutuhkan. Sekarang zaman revenue sharing dengan network, tidak lagi fokus kepada bagaimana mendapatkan revenue  sebanyak banyaknya tanpa melibatkan network kita.

Yang punya sset dan kekayaan tetap membutuhkan masyarakat (kita) yang pendaptannya sedang sedang saja.

Kolaborasi masyarakat hakekatnya menyuruh kita agar saling menjaga dan melindungi. Pengusaha membutuhkan karyawan, begitu pula karyawan butuh pengusaha.

Era pandemi ini mengajarkan kepada kita agar mau berbagi untuk berkorban mendahulukan prioritas agar masing-masing dapat terus hidup berkelanjutan.

Beberapa pengusha mungkin saja mendahulukan penyelamatan asset bergerak (tangible asset) dibandungkan asset SDM (intangible asset). Namun ada juga yang lebih memprioritaskan asset SDM nya dibandingkan dengan asset bergerak.

Keputusan memilih tindakan ini bukan masalah benar atau salah, tetap atau tidak tepat, Akan tetapi lebih ke arah bagaimana cara perusahaan untuk bisa hidup dan bertahan lebih lama dari kesulitan yang dihadapi saat ini.

Salam,
ASR Consulting