Jumat, 31 Oktober 2025

 

Sehari Bersama Ali Bristono – PHK  Bukan  Akhir dari Segalanya.

Pagi itu, langkah Hendar Priyadi terasa berat. Baru saja ia kehilangan pekerjaan akibat perampingan perusahaan. Pendidikan hanya SMA, usia di atas 30 tahun — dan kini ia merasa tak punya arah.

Di sebuah taman kecil, ia duduk menatap langit. Hatinya gundah.

“Ya Allah… apa langkahku berikutnya?”

Di tengah lamunannya, seorang pria datang dan berkata sopan,
“Mas, boleh duduk di sini?”
“Silakan, Pak,” jawab Hendar.

Diam sejenak. Lalu Hendar membuka curahan hatinya,
“Saya habis di-PHK, Pak. Bingung… saya takut masa depan saya suram.”

Pria itu tersenyum lembut. Namanya Ali Bristono.

“Mas,” katanya pelan, “saya pernah merasakan hal itu. Gelap. Takut. Bingung. Tapi ingat… Musibah bukan tanda Allah menjauh. Kadang itu cara-Nya mendorong kita ke jalan baru.

Ali melanjutkan,
“Dulu saya juga kehilangan pekerjaan. Lebih tua dari Mas, tidak punya modal, pengalaman sedikit. Tapi Allah gantikan dengan jalan rezeki yang tak saya duga. Ada orang yang mengajak saya bergabung di dunia agent properti. Awalnya ragu… tapi saya yakin janji Allah:”

“Barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya.”
(QS. At-Talaq: 3)

Hendar mendengarkan, matanya mulai berbinar.

“Mas tahu,” ujar Ali, “dalam Islam, rezeki itu luas. Tidak hanya dari pekerjaan lama kita. Kadang Allah tutup satu pintu agar kita masuk ke pintu yang lebih besar.”

Hendar bertanya lirih,
“Lalu… apa yang harus saya lakukan?”

Ali menepuk bahunya penuh empati.

Bangkitlah, Mas. Ikut saya. Belajar. Kita berjuang bersama. Rezeki tidak datang pada yang hanya menunggu — tapi pada yang ikhtiar, sabar, dan tawakal.”

“Mulailah dari langkah kecil. Jangan malu belajar. Nabi bersabda:”

“Allah mencintai hamba yang bekerja dan berusaha.”
(HR. Thabrani)

Di saat itu, hati Hendar terasa lebih ringan.
Ia belum melihat seluruh jalan, tapi ia menemukan harapan baru.

Karena ia sadar —
Jika Allah menutup satu jalan, maka itu bukan akhir; itu tanda ada jalan lain yang lebih baik sedang disiapkan.

Pesan Moral

  • PHK bukan akhir, tapi awal bab baru

  • Allah tidak pernah salah dalam menetapkan takdir

  • Ikhtiar + sabar + tawakal = pintu rezeki terbuka

  • Jangan malu belajar hal baru meski usia bertambah

  • Jika kita melangkah, Allah akan membimbing



Selasa, 07 Oktober 2025

 

Tiga Hal yang Tak Diberi Keringanan oleh Allah — Pesan Hikmah dari Imam Muhammad al-Baqir as

Dalam samudra ilmu dan kebijaksanaan para Ahlul Bait, terdapat mutiara nasihat yang abadi dari Imam Muhammad al-Baqir as, seorang tokoh besar dalam sejarah Islam yang dikenal dengan kedalaman ilmunya dan ketajaman pemahamannya terhadap hakikat kehidupan.
Beliau berkata:

“Ada tiga hal yang Allah Yang Maha Mulia dan Maha Agung tidak memberikan keringanan kepada siapa pun untuk meninggalkannya:

  1. Menunaikan amanah, baik kepada orang shaleh maupun orang fasik.

  2. Menepati janji dan perjanjian, baik kepada orang shaleh maupun orang fasik.

  3. Berbuat baik kepada kedua orang tua, baik mereka orang shaleh maupun fasik.”

1. Menunaikan Amanah: Fondasi Kepercayaan dan Integritas

Amanah adalah cermin keimanan. Ia bukan sekadar titipan harta atau rahasia, tetapi juga mencakup tanggung jawab moral dan sosial. Dalam pandangan Imam al-Baqir, amanah tidak mengenal batas moral penerimanya. Artinya, jika seseorang mempercayakan sesuatu kepada kita—entah dia orang saleh atau fasik—kewajiban kita adalah tetap menjaganya.

Inilah bentuk tertinggi dari integritas: melakukan yang benar, bukan karena siapa yang terlibat, tapi karena Allah menyuruhnya.
Sebagaimana firman Allah:

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya.”
(QS. An-Nisa: 58)

2. Menepati Janji: Cerminan Kejujuran dan Keteguhan Iman

Janji adalah ikatan suci yang tidak boleh dikhianati. Imam al-Baqir mengingatkan bahwa kejujuran tidak boleh bersyarat pada siapa yang kita hadapi. Bahkan jika janji itu dibuat dengan orang yang fasik, seorang mukmin tetap wajib menepatinya.

Sebab di sisi Allah, kejujuran adalah nilai yang berdiri sendiri, bukan ditentukan oleh siapa lawan bicara kita.
Rasulullah ﷺ bersabda:

“Tidak ada iman bagi orang yang tidak menepati janji.”
(HR. Ahmad)

Menepati janji adalah tanda dari jiwa yang istiqamah—jiwa yang tidak tergoyahkan oleh hawa nafsu atau kepentingan sesaat.

3. Berbuat Baik kepada Kedua Orang Tua: Tanpa Syarat dan Tanpa Alasan

Hal ketiga yang ditekankan Imam al-Baqir adalah berbuat baik kepada kedua orang tua, baik mereka orang saleh maupun fasik. Ini adalah ajaran yang sarat makna. Sebab kebaikan kepada orang tua bukanlah penghargaan atas perilaku mereka, melainkan pengakuan atas jasa dan keberadaan mereka sebagai sebab kehidupan kita.

Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:

“Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya...”
(QS. Al-Ankabut: 8)

Berbakti kepada orang tua adalah latihan spiritual tertinggi dalam menundukkan ego dan melatih hati untuk tulus tanpa pamrih. Bahkan jika orang tua berbuat salah, seorang anak tetap wajib berbuat baik, selama tidak diminta melakukan kemaksiatan.

Nasihat Imam Muhammad al-Baqir ini menggambarkan tiga prinsip agung kehidupan beretika dalam Islam: kejujuran (amanah), komitmen (janji), dan kasih sayang (bakti).

Ketiganya membentuk fondasi masyarakat yang adil, harmonis, dan beradab.

Tidak ada keringanan dari Allah dalam tiga hal ini karena ia adalah pilar moral universal—baik dalam hubungan dengan Allah, sesama manusia, maupun keluarga.
Menjalankannya bukan hanya tanda ketaatan, tapi juga jalan menuju kedamaian batin dan keberkahan hidup.



Minggu, 05 Oktober 2025

 

"Ketika Sabar Diuji dan Syukur Ditinggalkan — Lalu Siapa Dirimu Sebenarnya?"

Tidak ada kebahagiaan yang abadi, dan tidak ada kesedihan yang tak berkesudahan. Semua berjalan sesuai waktunya — sebagaimana siang berganti malam, dan badai pun akhirnya reda.
Namun di antara dua fase kehidupan itu, ada dua hal yang menentukan arah jiwamu: sabar dan syukur.

Sabar bukan sekadar menahan amarah atau pasrah tanpa daya. Ia adalah keteguhan jiwa yang berlandaskan keyakinan bahwa Allah sedang menulis sesuatu yang lebih indah dari rencana manusia.
Sedangkan syukur bukan sekadar ucapan “alhamdulillah” saat menerima nikmat, melainkan kemampuan melihat hikmah di balik setiap peristiwa — bahkan ketika yang tampak di mata hanyalah kehilangan.

Allah menegaskan dalam Al-Qur’an:

"Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu; dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk."
(QS. Al-Baqarah: 45)

Ayat ini menegaskan bahwa dua kunci kekuatan hidup manusia adalah sabar dan shalat.

Mengapa? Karena sabar menata batin, sedangkan shalat menata hubungan dengan Allah.

Ketika keduanya berjalan seimbang, maka manusia akan menemukan ketenangan yang tak tergoyahkan.

Menurut Imam Al-Ghazali, sabar adalah “pondasi seluruh kebaikan.” Dalam Ihya Ulumuddin, beliau menulis bahwa “sabar adalah separuh iman, dan syukur adalah separuhnya lagi.”
Artinya, iman yang utuh hanya bisa lahir dari keseimbangan antara keteguhan di masa sulit dan rasa terima kasih di masa lapang.

Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah menggambarkan sabar dan syukur sebagai “dua kuda penarik menuju surga.”
Seseorang diuji bukan untuk dikalahkan, tapi agar hatinya disempurnakan.

Dan nikmat diberikan bukan untuk dibanggakan, tapi agar rasa syukurnya semakin dalam.

Sementara Sayyid Quthb, dalam Fi Zhilalil Qur’an, menjelaskan bahwa sabar bukan reaksi pasif, melainkan kekuatan batin yang melahirkan kejelasan berpikir dan produktivitas dalam tekanan.
Shalat di sisi lain adalah “sumber energi langit” yang menenangkan dan menyalakan semangat hidup.

Adapun Imam Ja‘far ash-Shadiq, cucu dari Imam Ali Zainal Abidin, memberikan dimensi spiritual yang sangat indah:

Beliau berkata,

“Sabar adalah kunci kemenangan, dan syukur adalah mahkota kenikmatan.”

Menurut beliau, sabar adalah bentuk cinta — karena orang yang mencintai Allah akan rela menunggu  dan menerima apa pun dari-Nya.

Sedangkan  syukur adalah bentuk pengakuan — karena hanya hati yang mengenal Pemberi nikmat yang mampu benar-benar berterima kasih.


Imam Ja‘far juga menegaskan bahwa sabar tanpa syukur adalah kekeringan jiwa, dan syukur tanpa sabar adalah kebahagiaan yang rapuh.

Disaat  keduanya berpadu, hati manusia mencapai keseimbangan antara ridha dan usaha, antara doa dan tindakan.

Maka, ketika Allah berfirman “mintalah pertolongan dengan sabar dan shalat”, itu bukan sekadar perintah ibadah — tetapi formulasi spiritual dan psikologis untuk menstabilkan hati.

Sabar menjaga jiwa dari keputusasaan, sementara shalat menyalakan kembali cahaya pengharapan,
sedangkan  syukur menumbuhkan kebahagiaan yang sejati.

Sabar itu tak bertepi, syukur itu tak berujung.
Keduanya bukan sekadar sikap, melainkan perjalanan menuju kedewasaan ruhani dan ketenangan sejati.
Dan dalam setiap langkahnya, ada bisikan lembut dari langit yang mengingatkan:

“Mintalah pertolongan dengan sabar dan shalat...




 

www.pt-afiralintaspersada.web.id
Email : info@pt-afiralintaspersada.web.id

Sabtu, 04 Oktober 2025

  Wujudkan Passive Income Bersama Ali Brighton — Karena Mimpi Itu Bisa Jadi Nyata!

Di tengah kenaikan harga kebutuhan pokok yang kian tak menentu, banyak orang mulai mencari cara agar bisa menambah penghasilan tanpa harus bekerja siang dan malam. Tapi, tahukah kamu bahwa passive income bukanlah hal mustahil?

Ya, kamu tidak salah dengar — passive income bisa kamu wujudkan, asalkan kamu tahu caranya dan bergabung dengan komunitas yang tepat.

🔑 Kuncinya Ada pada Cara Berpikir dan Jaringan yang Tepat

Sering kali yang membatasi seseorang bukanlah peluang, tapi cara berpikirnya.

Bersama Ali Brighton, kamu akan diajak untuk mengubah mindset dari “tidak mungkin” menjadi “sangat mungkin”. Karena sejatinya, mungkin dan tidak mungkin hanya ada di pikiranmu.

Ali Brighton dan komunitas Brighton memahami bahwa setiap orang memiliki potensi besar untuk berkembang. Kamu tidak perlu menjadi ahli keuangan atau pebisnis sukses dulu untuk mulai — kamu hanya perlu kemauan untuk belajar dan komunitas yang membimbing langkahmu.

🌱 Bersama Brighton, Kamu Tidak Jalan Sendiri

Komunitas Brighton hadir sebagai wadah bagi siapa pun yang ingin mewujudkan impian finansialnya dengan cara yang realistis dan berkelanjutan.

Kamu akan dibimbing langsung oleh mentor berpengalaman, termasuk Ali Brighton, untuk memahami :

  • Bagaimana membangun sumber passive income dari awal,
  • Strategi memanfaatkan peluang digital dan aset produktif,
  • Cara mengelola keuangan agar penghasilanmu terus berkembang tanpa harus bekerja lebih keras.

💬 Mengapa Harus Mulai Sekarang?

Harga barang kebutuhan pokok semakin melonjak, dan menunggu bukanlah solusi.

Setiap hari yang kamu tunda adalah kesempatan yang kamu lewatkan.

Sementara orang lain sudah mulai menyiapkan masa depan finansial mereka, kamu pun bisa melakukan hal yang sama — bahkan lebih baik — dengan bimbingan dan komunitas yang peduli pada kesuksesanmu.

🚀 Yuk, Gabung Sekarang!

Jangan biarkan mimpi finansialmu hanya menjadi wacana.

Wujudkan mimpi jadi nyata bersama Ali Brighton dan komunitas Brighton.

Di sini, kamu bukan hanya belajar mencari uang — tapi juga belajar membangun kehidupan yang mandiri, stabil, dan penuh peluang.

✨ Karena passive income bukan mimpi — itu adalah hasil dari keputusan yang kamu ambil hari ini.



Untuk promosi dan iklan di blog ini hubungi email : info@pt-afiralintaspersada.web.id atau kunjungi website kami : www.pt-afiralintaspersada.web.id, chat by admin.

www.pt-afiralintaspersada.web.id